MAKALAH
KESELAMATAN KERJA
Nama : Malia Mawar
Dhiani
No : 18
Kelas :VIIC
SMP N 1 RONGKOP
2013
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
2.1Peraturan
umum penggunaan laboratorium ipa
2.2 Alat-alat laboratorium ipa
2.3 Bahan-bahan kimia di laboratorium ipa
2.4 Lambang-lambang zat berbahaya
2.5 Pertolongan pertama kecelakaan di laboratorium
ipa
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
BAB V DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Laboratorium
adalah suatu tempat dimana kita bisa
melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium tak akan lepas dari
kemungkinan bahaya dari berbagai jenis bahan kimia dan peralatan yang ada di
dalamnya. Karena itu diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya di
laboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka serta
kerusakan fasilitas kerja yang sangat mahal. Semua kejadian ataupun kecelakaan
di laboratorium sebenarnya dapat dihindari jika mereka selalu mengikuti
prosedur kerja yang aman di laboratorium.
Percobaan yang dilakukan
menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang
dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak
tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan
kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang
disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap
individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman
berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah
tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan
berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan
ketika bekerja di laboratorium.
Berbagai
peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya
bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari
bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan
kimia agar yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapatlebih berhati-hati dan
yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa
percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi
pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis
juga dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi
ketika bekerja di Laboratorium. Dengan pengetahuan singkat tersebut diharapkan
setiap individu khususnya para asisten dapat bertanggung jawab untuk menjaga
keselamatan kerja siswa di laboratorium dengan sebaik-baiknya.
Pelaksanaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk paya untuk menciptakan tempat kerja yang
aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan
atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak
saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi Praktikan, tetapi juga
dapat mengganggu proses Praktikum secara menyeluruh.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PERATURAN
UMUM PENGGUNAAN LABORATORIUM IPA
A.
UMUM
1. Laborator IPA – Biologi digunakan hanya
untuk keperluan Kegiatan Belajar Mengajar IPA, seperti praktikum, eksperimen,
percobaan, kegiatan karya ilmiah, dan penelitian IPA
2. Laborator IPA – Biologi tidak
dibenarkan digunakan selain untuk keperluan pada poin 1 di atas, kecuali
dalam hal sangat perlu dan mendesak, boleh dipergunakan dengan syarat :
1.
Mendapat
izin secara tertulis atau lisan dari Kepala Laboratorium atau pengelola
laboratorium
2.
Tidak
ada kegiatan laboratorium
3.
Mentaati
Tata Tertib Laboratorium
4.
Menjaga
kebersihan laboratorium
5.
Menata
dan merapihkan kembali tempat duduk (meja dan kursi)
6.
Tidak
menggunakan atau mengganggu alat dan bahan laboratorium
B. ANJURAN
- Siswa wajib menempati tempat yang telah disediakan sesuai dengan kelompok kerjanya masing-masing
- Alat dan bahan yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk praktikum
- Tertib dan hati-hati dalam mengambil, membawa, dan menggunakan alat dan bahan praktikum
- Jika terjadi kecelakaan, alat pecah atau rusak, agar segera melaporkan kepada guru pembimbing
- Jika ada alat yang rusak atau hilang akibat kelalaian siswa, maka siswa atau kelompok kerjanya harus mengganti dengan alat yang sama
- Hanya zat yang berbentuk cairan yang boleh di buang pada bak cuci, sedangkan yang berwujud padat harus dibuang ke tempat khusus
- Setelah digunakan, khusus alat bedah harus dibersihkan kemudian dicuci dengan alkohol atau spirtus
- Pergunakan baju khusus (jas laboratorium) apabila akan melaksanakan praktikum
- Setelah praktikum selesai, cuci tangan dengan sabun sampai bersih
- Setelah praktikum selesai, siswa harus membersihkan alat, meja, dan ruangan laboratorium sebelum meninggalkan laboratorium
- Setelah selesai menggunakan laboratorium, alat dan bahan serta kunci laboratorium harus diserahkan kepada petugas laboratorium untuk disimpan kembali pada tempatnya
C. LARANGAN
- Siswa tidak boleh masuk laboratorium tanpa izin dan perintah dari guru pembimbing
- Siswa tidak boleh membawa makanan atau minuman ke dalam ruangan laboratorium
- Siswa tidak boleh membawa barang-barang yang dapat mengganggu kegiatan praktikum, kecuali yang diperlukan seperti alat tulis, buku kerja praktikum, alat dan bahan yang ditugaskan guru pembimbing
- Siswa tidak boleh membawa alat dan bahan keluar laboratorium kecuali atas perintah dan petunjuk guru pembimbing
- Siswa tidak boleh mencicipi bahan kimia
- Siswa tidak boleh mencampurkan bahan-bahan kimia sembarangan tanpa arahan dari guru pembimbing
- Siswa yang tidak mematuhi tata tertib ini akan dikeluarkan dari laboratorium dan diberi sanksi
2. ALAT-ALAT LABORATORIUM IPA
A. A.Mikroskop
Lanjutan
"Sebuah mikroskop binokular dengan pembesaran 20x. Berdiri
pada alas yang kokoh terbuat dari logam cor. Dilengkapi jugan dengan penjepit
objek dan tombol pengatur fokus.
Mikroskop ini digunakan untuk melihat objek 3 dimensi berukuran kecil.
Set alat ini dilengkapi juga dengan penutup plastik anti debu, kotak strifoam dan buku petunjuk pemakaian."
b.Mikroskop Siswa
Mikroskop ini digunakan untuk melihat objek 3 dimensi berukuran kecil.
Set alat ini dilengkapi juga dengan penutup plastik anti debu, kotak strifoam dan buku petunjuk pemakaian."
b.Mikroskop Siswa
"Mikroskop monokular, dengan 3
lensa okular 5x, 10x, dan 12,5x. Lensa okular 10x dengan petunjuk. 3 lensa
objektif akromatik 4x, 10x, dan 40x. Diafragma cakram, cermin datar dan cekung.
Meja objek dilengkapi penjepit
mikroslaid. Terdapat tombol pengatur gerakan halus dan kasar juga terdapat
komponen pengunci terpasang untuk mencegah kerusakan lensa atau mikroslaid.
Konstruksi dari besi, padat dan kuat.
Kemiringan badan mikroskop terhadap dudukan penyangganya dapat diatur.
Dikemas dalam kotak kayu, tutup plastik
khusus anti debu dari polythene, dengan silika gel. Dilengkapi dengan kotak
penyimpanan lensa dan asesorisnya. Peralatan ini disertai buku petunjuk pemakaian dan
pemeliharaan dalam bahasa indonesia."
B. Perangkat Pemeliharaan Mikroskop
"Perangkat Pemeliharaan Mikroskop,
Sederhana Minimal terdiri dari alat-alat
sebagai berikut : kertas khusus untuk pembersih
lensa (1 pak), kunci atau peralatan yang
sesuai dengan kebutuhan untuk perawatan dan perbaikan mikroskop. Alat semprot
udara dilengkapi dengan sikat halus untuk membersihkan lensa ditempatkan dalam
dompet kanvas."
C. Coloni Counter
"Easy-to-clean plastic casing adjustable in height with directly or indirectly
illuminated area of 145 mm Ø glare free
frosted glass , clear glass plate with cm2 and 1/9-cm2 graduation
electrical contact pin with felt pen for marking Petri dishes up to 145 mm Ø can be used
Dimensions: 25 x 23 x 7.5 cm Weight: 1.7 kg"
electrical contact pin with felt pen for marking Petri dishes up to 145 mm Ø can be used
Dimensions: 25 x 23 x 7.5 cm Weight: 1.7 kg"
D. Model Torso Wanita Tanpa Kepala
"Model torso wanita terbuat dari fiber-resin, tanpa kepala,
dengan warna yang mirip aslinya.
Bagian-bagiannya diberi nomor dan dilengkapi dengan keterangan
dalam Bahasa Indonesia, Inggris dan Latin.
Model terdiri atas 11 bagian yang menunjukkan otot superficial, organ thoraks dan abdominal, berguna untuk mempelajari tubuh manusia.
Model terdiri atas 11 bagian yang menunjukkan otot superficial, organ thoraks dan abdominal, berguna untuk mempelajari tubuh manusia.
Model berukuran mendekati ukuran rata-rata sesungguhnya, terpasang
pada sebuah landasan, dimensi ± 41,5 x 26 x 69,5 cm."
3. BAHAN-BAHAN KIMIA DI LABORATORIUM IPA
1
|
Asetokarmin (10 gram/btl)
|
|
2
|
Natrium Hidroksida, Butiran (500
gram/botol)
|
|
3
|
Aseton (500 ml/btl)
|
|
4
|
Barium Hidroksida Oktahidrat (500
gr/botol)
|
|
5
|
Barium Klorida Dihidrat (500
gr/botol)
|
|
6
|
Di-Natrium Hidrogen Fosfat
12-hidrat (500 gram/botol)
|
|
7
|
Eosin Y (25 gram/botol)
|
|
8
|
Gelatin (500 gram/botol)
|
|
9
|
Kalium Bromida (500 gram/botol)
|
|
10
|
Kalium Klorida (500 gr/botol)
|
|
11
|
Kaolin (500 gr/botol)
|
|
12
|
Natrium EDTA, (1000 gram/botol)
|
|
13
|
Tembaga (II) Oksida (500 gr/botol)
|
|
14
|
Asam Sitrat Monohidrat (500
grm/btl)
|
|
15
|
Besi (II) Sulfat Heptahidrat (500
gr/botol)
|
|
16
|
Formaldehida (Formalin), 36% (500
ml/botol)
|
|
17
|
Seng Klorida (500 gram/botol)
|
|
18
|
Timbal (II) Nitrat (500 gr/botol)
|
|
19
|
Indikator Universal (10 buku/pak)
|
|
20
|
Metilen Biru (25 gram/botol)
|
|
21
|
Buffer, Larutan, pH 4.00 (500
ml/botol)
|
|
22
|
Buffer, Larutan, pH 7.00 (500
ml/botol)
|
|
23
|
Agar-agar Serbuk, Putih (10
gr/pak)
|
|
24
|
Metil Merah (10 gram/botol)
|
|
25
|
Kalium Natrium Tartrat (500
gram/botol)
|
|
26
|
Magnesium, Pita, # 0.2 mm, lebar 3
mm (25 gram/pak)
|
|
27
|
Natrium Hidroksida, Butiran (500
gram/botol)
|
|
28
|
Cermin Cekung Ø 50, f = +100 mm
|
|
29
|
Cermin Cembung Ø 50, f = -100 mm
|
|
30
|
Fenolftalein (25 gram/botol)
|
|
31
|
Indikator Universal pH 0.0 - 14.0,
Strip Plastik, MERCK (100 strip/pak)
|
4. LAMBANG-LAMBANG ZAT BERBAHAYA
1.
Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain
bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras
dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak
sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan
dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa
pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat
meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi
dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau
bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman
praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut
kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun
persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3
Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas
Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas
2.
Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“
biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar
atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran
secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti
garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida
organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.
Bahaya : oksidator dapat membakar
bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
3.
Flammable (mudah terbakar)
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat
sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely
flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah
0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan
amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu
campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan
amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi
ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk
self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka
mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah
terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh
kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar
tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai
‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.
Bahaya : mudah
terbakar
Meliputi : zat
terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari
campuran dengan udara. gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane.
Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
Zat sensitive
terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau
api. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh :
aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
4.
Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi
sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),
atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi
kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg
berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25
Bahaya : toksik; berbahaya bagi
kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
5.
Harmful irritant
(bahaya, iritasi)
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan
Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko
merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22
Sedangkan Bahan dan formulasi
dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat
menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R
untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41
Kode Xn (Harmful)
Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
Contoh : peridin
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.
Kode Xn (Harmful)
Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
Contoh : peridin
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.
6.
Corrosive (korosif)
Bahan dan
formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu
bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi
karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH 11,5), ditandai sebagai
bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif yaitu
R34 dan R35.
Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh : klor, belerang dioksida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata
Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh : klor, belerang dioksida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata
7.
Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi
lingkungan)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah
dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu
kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma)
dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan
yaitu R50, R51, R52 dan R53.
Bahaya : bagi lingkungan, gangguan
ekologi
Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan.
Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan.
0 Response to " MAKALAH KESELAMATAN KERJA bagian 1 "
Post a Comment